Teori Nemesis dan Significant Form
Nama : Muhamad Faldi Hidayat
NPM : 202246500676
Kelas : R3I
Mata Kuliah : Filsafat Seni
Dosen Pengampuh : Dr.Sn. Angga Kusuma Dawami M. Sn.
Analisis Tiga Karya Menggunakan Teori Nemesis dan Significant Form
Karya 1. The Tale /Kapstone (Sumber : https://objkt.com/asset/KT1A1maBM3nj8nSHGixAh9dWhuwYkpWZQRzJ/4976)
Lukisan ini menggambarkan sebuah keindahan desa kecil bak negeri dongeng dengan kombinasi dari berbagai unsur bidang, gradasi warna,dan gelap terang seperti bentuk-bentuk arsitektur rumah pedesaan, gradasi warna langit, warna daun pepohonan,dan gelap terang dari bayangan pepohonan. Sang pembuat lukisan The Tale bahkan memberikan kalimat pada lukisan ini yaitu "it all the begins with a tale" yang berarti "Semuanya dimulai dari sebuah kisah".
Teori Mimesis
Lukisan karya The Tale ini merepetisi dari sebuah kehidupan pedesaan kecil dengan keindahan pemandangan alam sekitar, terlihat dari struktur tata ruang pedesaan, pepohonan, dan pegunungan. Jika dari sudut visual seseorang akan melihat lukisan "The Tale" ini sebagai pedesaan kecil dengan keindahan alam sekitar.
Teori Significant Form
Jika dilihat teori Significant Form Lukisan karya The Tale ini memberikan beberapa unsur seni seperti titik, garis, bidang, bentuk, warna, dan gelap terang. Ini terlihat dari bentuk-bentuk rumah, pepohonan pegunungan,dan warna gradasi langit warna biru keunguan ke warna merah muda. Unsur gelap terang juga terlihat pada karya ini seperti warna awan yang terang dari sisi yang terkena cahaya menjadi gelap disisi yang tidak terkena cahaya.
2. Ndege
Karya 2. Ndege /goldcat.tez (Sumber : https://objkt.one/t/1)
Sebuah Digital Painting yang menggunakan teknik abstrak dengan komposisi warna yang beragam disetiap goresan-goresan seperti menggunakan kuas atau bahkan memakai impasto oleh karna itu karya ini secara visual terlihat memiliki tekstur. Dan karya Ndege ini terlihat seperti seseorang yang sedang berpose.
Teori Mimesis
Karya Digital Painting ini mempresentasikan seseorang yang sedang berpose itu terlihat jelas pada karya ini, dikarenakan karya ini dibuat dengan teknik abstrak mata, hidung mulut, telinga dan anggota tubuh lain memang tidak terlihat tetapi secara bentuk dan rupa terlihat seperti manusia.
Teori Significant Form
Karya Ndege ini dibuat dengan teknik abstrak dan komposisi warna dibagian punggung dengan warna hijau keabu-abuan yang dipadu dengan warna-warna lain yang kurang solid seperti warna putih, merah, kuning, hitam, dan warna biru kobalt. Tetapi dari bagian area lengan, sang author memberikan unsur gelap terang warna cerah yang dimulai dari ujung jari sampai warna gelap dibagian belakang punggung.
3. Starry Night in Iranian
Karya 3. Starry Night in Iranian /Habibeh roze (Sumber : https://objkt.com/asset/KT1HNDsEPRyZCJoLNoWNb2ECVQTB1wcMT9Ag/0)
Lukisan Starry Night in Iranian ini menggambarkan suasana sore hari di Negeri Iran, ini terlihat pada arsitektur bangunan dan pagar yang memiliki kubah yang identik dengan arsitektur bangunan timur tengah. Sang author lukisan ini terinspirasi pada lukisan karya Starry Night oleh pelukis asal negeri kincir angin yaitu Vincent Williem Van Gogh.
Teori Mimesis
Lukisan Starry Night in Iranian ini merupakan lukisan imitasi dari karya lukisan Starry Night oleh Van Gogh yang dimodifikasi sang author dengan nuansa budaya Iranian, terlihat pada gaya bentuk awan dan bentuk non-geometri yang terlihat seperti pohon yang ditiru dari karya lukisan Starry Night oleh Van Gogh.
Teori Significant Form
Teori Significant Form pada lukisan Starry Night in Iranian dibuat dengan teknik abstrak dan bentuk yang non-geometri ini terlihat pada bentuk pohon yang abstrak dan awan yang memiliki komposisi warna yang colorful. Sang author juga menambahkan unsur gelap terang pada warna langit dari warna kuning terang menjadi warna kuning gelap.
Kesimpulan
Setiap karya seni memiliki nilai estetik dan keunikan masing-masing yang dapat dilihat dari sudut visual yang berbeda-beda.
Menurut Plato, Seni adalah Imitasi. Plato (427‐347 SM) mengatakan, bahwa alam realita ini merupakan mimesis dari alam ideal. Tiruan dari alam ideal. Sedangkan Aristoteles mengatakan, bahwa hasil mimesis sejatinya bukan imitasi, melainkan representasi (penghadiran kembali sesuatu dengan sesuatu lain yang mewakili), dalam konteks bentuk atau tindakan manusia. Bahkan teori Significant Form membahas tentang kekhasan yang ada dalam objek, yang membangkitkan emosi estetis pada subjek, disebut bentuk signifikan. Hubungan timbal‐balik antara emosi estetis dengan bentuk signifikan itulah yang oleh Bell dianggap sebagai esensi (makna, sifat dasar) karya seni.
Komentar
Posting Komentar